Minggu, 01 Januari 2012

Remaja dan Clubbing

Remaja dan Clubbing

“Mungkin sejenak dapat aku lupakan dengan minuman keras yang saat ini ku genggam atau menggoreskan kaca di lenganku. Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan. Namun bila ku mulai sadar dari sisa mabuk semalam, perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan. Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai……..” (Diary Depresiku – Last Child)

Dugem : ekspresi cinta, seks, dan jati diri. Dunia malam dengan musik menghentak yang dibawa oleh seorang DJ (Disc Jockey), clubbers dengan penampilan sexy, cool dan trendy. Dugem yang biasanya disebut Clubbing merupakan istilah prokem khas anak muda yang berarti suatu dunia malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala bentuk kegembiraan sesaat.

Clubbing dipersepsikan sebagai suatu hal yang negatif karena merupakan kegiatan di tempat gelap dengan warna warni cahaya lampu, asap rokok yang memenuhi ruangan, suasana hingar bingar musik dari DJ dan meja bar dengan berbagai macam minuman beralkohol bahkan narkoba. Pelaku clubbing yang biasa disebut clubbers diberi kebebasan untuk berekspresi, seperti bernyanyi, menggoyangkan kepala, berteriak-teriak dan menari di lantai dansa (dance floor) diiringi musik dengan tempo cepat.

Clubbing sudah sangat identik dengan kehidupan masyarakat metropolitan (jangan harap clubbing ada di desa). Berdasarkan pengalaman penulis, tempat-tempat clubbing mayoritas dipenuhi oleh anak muda berusia ­25 tahun kebawah. Beberapa tempat clubbing yang pernah di kunjungi penulis ; rainbow (pantai panjang - bengkulu), amnes (paskal hypersquare – bandung), eclectic (surabaya town square – surabaya), apache bar (jln. Legian-kuta, Bali), X2 (plaza senayan – jakarta), Dragonfly (gatot subroto – jakarta), Hugo’s Cafe (pekanbaru), retrospective (capital building, jl. Putri hijau-medan). Clubbing hanyalah suatu aktivitas untuk melepas stres, mencari kesenangan atau refreshing di akhir pekan. Seorang DJ mengakui bahwa dunia clubbing sangat dekat dan identik dengan narkoba. Penggunaan narkoba ini untuk memompa semangat para clubbers dalam mengikuti musik-musik keras. Sehingga persepsi negatif yang paling melekat di masyarakat kita pada umumnya untuk tempat-tempat gemerlapan ini.

Menurut penulis dari sekian orang yang berumur dibawah 25 tahun rata-rata masih berstatus pelajar atau mahasiswa, dengan kata lain masih bisa ditemukannya remaja di club-club malam. Kebanyakan remaja yang melakukan aktivitas ini adalah mereka yang berasal dari keluarga berada dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Penampilan fisik yang terlihat modis dengan pakaian model terkini hingga gaya rambut yang sedang populer.

Remaja yang masih belum mampu menguasi dirinya secara fisik dan psikis nya sering mengacu kepada apa yang diinginkan lingkungan pergaulannya. Karena takut dikatakan tidak gaul, maka banyak remaja terjerumus ke narkoba, mabuk dan free sex. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor keluarga. Menurut penulis, clubbers berasal dari keluarga yang ‘broken home’, kurangnya perhatian dan kasih sayang, sibuknya orangtua atau di didik terlalu keras, akan membuat remaja tersebut rapuh, sehingga dia akan mencari : tempat yang nyaman, yang mau menerima kekurangannya , perhatian dan kebebasan. Untuk itu lirik lagu diatas sangat mewakili suara hati para-remaja yang rapuh. Remaja yang hanya butuh perhatian dan kasih sayang……………

1 komentar:

  1. Agen Slot Terpercaya
    Agen Situs Terpercaya


    Buruan Gabung Bersama Kami di 88CSN

    Dapatkan:
    BONUS SETIAP HARI 5%
    BONUS NEW MEMBER 180%
    BONUS MEMBER POKER 20%
    BONUS HAPPY HOUR 25%
    dan banyak lagi bonus lain nya.
    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    WA : 081358840484
    BBM : 88CSNMANTAP
    Facebook : 88CSN
    www.wes88.com

    BalasHapus

LinkWithin